Thursday, November 20, 2008

Idul Adha - harus ikut siapa?

Idul Adha - harus ikut siapa?

Insya Allah, Idul Adha tahun ini (10 Zulhijjah 1429H) jatuh pada Senin, 08 Desember 2008, yang sama antara Pemerintah Indonesia, Muhammadiyah, dan NU.

Yang masih mungkin berbeda adalah klaim rukyat / melihat Hilal (bulan baru) dari Ulama di Arab Saudi, seperti kasus Zulhijjah 1427H dan 1428H.

Dari pengalaman Idul Adha 1427H dan 1428H, meskipun Arab Saudi pada saat itu mengumumkan hal yang berbeda, mayoritas kita disini tetap ikut yang versi lokal (Asia Tenggara), dan tidak berpatokan pada hari pelaksanaan Wukuf (hari Arafah) yang riil.

Kalau pada 1427H mungkin ada ‘target’ untuk mengejar haji Akbar [yakni hari Arafah ‘bisa’ jatuh pada Jum’at], tetapi pada 1428H tidak jelas ‘target’ atas claim 'false' hilal tersebut.


Untuk kasus 1428H, Pengumuman “melihat Hilal” dari Arab Saudi di counter oleh ICOP (Islamic Crescent Observation Project). Menurut mereka, pada tanggal 10 Desember 2007, hilal belum nampak di Arab Saudi. Dengan menggunakan metode hisab pun, posisi bulan masih 5 derajad di bawah ufuk. Dalam hal ini, pemerintah Arab Saudi dinilai terlalu gegabah karena mempercayai 'claim' dari satu orang yang mengaku telah melihat hilal.

Dengan rujukan di atas, untuk 1429H, dimana tanggal 27 November posisi hilal secara Hisab masih dibawah ufuk (sekitar 4 derajat di bawah ufuk), ditambah beberapa pendukung untuk melihat ‘false’ Hilal (antara lain Posisi planet Venus dan Jupiter yang berada cukup jauh di atas ufuk sehingga dapat dilihat dengan jelas, serta adanya bintang Antares yg posisinya berada di atas matahari), maka di Arab Saudi, masih ada kemungkinan 10 Zulhijjah 1429H ditetapkan pada Ahad, 07 Desember 2008.

Jika kondisi tersebut terjadi, maka akan terjadi perbedaan hari Idul Adha 1429H antara negara di Asia Tenggara (ikut pemerintah masing-masing) dengan yang di Timur Tengah (untuk Idul Adha, umumnya mereka ikut penentuan dari pemerintah Arab Saudi). Semoga hal ini tidak terjadi.
_________________________________

Sekilas mengenai kontroversi 1 Zulhijjah 1428H …

The OFFICIAL First Day [1 Zulhijjah 1428H] in Different Countries

Monday 10 December 2007:
1. Saudi (Claim of Sighting)
2. Iraq (Following Saudi)
3. Kuwait (Following Saudi)
4. Bahrain (Following Saudi)
5. Qatar (Following Saudi)
6. UAE (Following Saudi)
7. Oman (Following Saudi)
8. Yemen (Following Saudi)
9. Jordan (Following Saudi)
10. Palestine (Following Saudi)
11. Syria (Following Saudi)
12. Lebanon (Following Saudi)
13. Egypt (Following Saudi)
14. Libya (Conjunction before Dawn)
15. Tunisia (Following Saudi)
16. Algeria (Following Saudi)

Tuesday 11 December 2007:
1. Indonesia
2. Malaysia
3. Turkey
4. Mauritania
5. South Africa (Actual Sighting of The Crescent)
6. Trinidad and Tobago
7. Guyana
8. Norway
9. Holland

Wednesday 12 December 2007:
1. India
2. Bangladesh
3. Pakistan
4. Iran
5. Morocco
6. Senegal
_________________________________

Sekilas mengenai kontroversi 1 Zulhijjah 1427H …

Majelis Pengadilan Tertinggi Syariah Arab Saudi menyebutkan, hilal awal bulan Dzulhijah sudah terlihat pada Rabu (20/12/2006) malam. Dengan hilal ini, pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Kamis (21/12/2006).

Dengan demikian, hari Arafah (hari dimana jamaah haji berwukuf di Padang Arafah) 9 Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 29 Desember 2006. Pemerintah Arab Saudi menetapkan musim haji 1427 H tersebut sebagai haji akbar. Dengan demikian, Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada Sabtu, 30 Desember 2006.

Dalam edaran PP Muhammadiyah disebutkan, ijtima' menjelang Dzulhijjah jatuh pada Rabu 20 Desember pukul 21.01.26 WIB. Tinggi hilal pada saat terbenam matahari di semua daerah di Indonesia masih di bawah nol derajat (hilal belum wujud).

Dengan data ini, maka ditetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada (22/12/2006). Sedangkan hari Arafah 9 Dzulhijjah jatuh pada Sabtu, 30 Desember 2006. Jadi, Idul Adha 10 Dzulhijjah 1427H jatuh pada Minggu, 31 Desember 2006.
________________________________

Penentuan Idul Fithr harus ikut siapa?
Hasil Rukyat Lokal atau Hasil Hisab Lokal

Kalau Idul Fithr, kasusnya lebih sederhana, karena tidak terkait dengan ibadah ritual tertentu di Arab Saudi. Jadi pilihannya hanya dua, ikut Hisab atau Rukyat, yang keduanya adalah pilihan lokal.

Kalau Idul Adha ada pilihan ke tiga, jadi menjadi lebih rumit. Juga, ada keterkaitan emosional (usulnya yang sudah haji) dengan pelaksanaan WUKUF di Arafah.
_________________________________

Penentuan Idul Adha harus ikut siapa?
Hasil Rukyat Lokal, Hasil Hisab Lokal, atau Ikut Hari Wukuf

• Fatwa Imam as-Syafi’i rahimahullah dalam kitab monumentalnya, Al-Umm, Juz I:261nomor: 441-442 : Idul Adha adalah hari dimana kaum muslimin sehari sebelumnya shaum yaum ‘Arafah tanpa ada jeda hari di dalam ‘asyru Zulhijjah.
Semua nash hadits dan kitab-kitab mu’tabar menyebutnya dengan hari ‘Arafah atau shaum hari’Arafah. Sekali lagi adalah hari, dan sama sekali bukan tanggal.
Lihat : Muslim [2:819] no.:1162; Abu Dawud [2:322] no.:2425; Turmudzi [1:144-145] no.:752; Nasa’i [1:344]; Ibnu Majah [1738, 1730], Imam Baihaqi [4:283], Imam Ahmad [5:296, 304, 307; Imam Thahawi [335, 338]. Dishahihkan oleh Syeikh Albani, sebagaimana dalam al-Irwa’ [4:111] no.hadits: 955]

• Hasil Keputusan Mu’tamar Hay’ah Kibarul ‘Ulama di Saudi Arabia tanggal 13 Sya’ban 1392 H bertepatan dengan 21 September 1972 dengan dua keputusan utama :
1. Beda mathla’ adalah sesuatu yang sudah diketahui secara pasti berdasarkan kenyataan empiri dan bukti rasional (hissan wa ‘aqlan). Dan tidak ada satu pun yang mengingkarinya.
2. Dengan demikian beda mathla’, semata-mata adalah perbedaan sudut pandang teori yang bisa ditolerir atau dipadukan antara keduanya. Karena pada kenyataannya dunia ini ada syuruq (bagian timur, duluan pagi), ada ghurub (bagian barat, duluan maghrib).
Dalam hal perbedaan mathla’, maka jumhur Ulama mengatakan bahwa “La ‘ibrah bikhtilafil mathali’ (tidak dianggap adanya perbedaan mathla’). Jika penduduk suatu negara sudah melihat hilal, maka hilal ini juga adalah hilal negara lain. Demikian pandangan Jumhur ulama seperti Hanafi, Malik, Ahmad, al Laits dan Syafi’i, sesuai keumuman hadits Abu Hurairah. Inilah Mathla’ Global.

• Fatwa Syeikhul Azhar, Dr. Abdul Halim Mahmud Th.. 1975, (lihat sumber : Majalah An-Nadwah edisi 20 Desember 1975) memuat : “Wajib hukumnya bagi seluruh dunia Islam untuk berpegang pada penetapan hilal Zulhijjah di Mamlakah Saudi Arabia. Dan pelaksanaannya tidak terlalu sulit bilamana ada pihak yang beralasan pada perbedaan wilayatul hukmi (ikhtilafu’d-dawl al-islamiyah).”

• Rabithah ‘Alam Islami melalui Sekjendnya, Yang Mulia Syeikh Muhammad Shalih Qazzaz tahun 1976 mendukung Fatwa Syeikhul Azhar (1975) melaui surat nomor: 1/6/1/5/45 tertanggal 25 Juli 1975 Perihal Itsbat Idul Adha dan mengirimkan salinan Fatwa itu kepada Allahyarham Bapak Mohammad Natsir, selaku anggota Majlis Ta’sisi dan Mudir Maktab serta Penasehat Umum Rabithah ‘Alam Islami.

• Hasil kesepakatan KTT Konferensi Islam Internasional (OKI) di Istanbul-Turki tahun 1978 yang menyatakan perlunya mengikuti penetapan Makkah al-Mukarramah sebagai qiblat Idul Adha, di mana urutan keduanya tidak bisa dipisahkan.

• Muktamar Aman/Jordan tahun 1984 dan Muktamar Al-Falaki Al-Arabi at-Tsani (II) di Aman tahun 1997 yang menetapkan standard Idul Adha adalah wukuf di ‘Arafah, bahkan ada keinginan dari banyak negara untuk menjadikan Mekkah sebagai markaz penentuan itsbat, untuk menyudahi fase pertentangan penetapan hari raya Idul Adha.
________________________________
Simulasi Rukyatul Hilal 1 Dzulhijah 1429 H
Ditulis oleh orgawam di/pada Nopember 14, 2008
http://orgawam.wordpress.com/2008/11/14/simulasi-rukyatul-hilal-1-dzulhijah-1429-h/#more-1208
Berikut adalah software simulasi Rukyatul Hilal untuk awal Dzulhijah 1429 Hijriyah. Ini adalah sekaligus akhir bulan Dzulqaidah 1429 H.
Rukyatul hilal simulasi untuk penentuan 1 Dzulhijah 1429 H pun terjadi pada Jum’at 28 Nopember 2008. Lokasi di pilih Sleman Jogjakarta (6° 28′ S, 108° 18′ E). Matahari terbenam pukul 17.47 wib.

Informasi tentang posisi bulan. Bulan baru astronomi (new moon) terjadi pada 27 Nov 2008 pukul 23.00 wib. Berarti saat maghrib sebelumnya (27 Nov 2008) bulan masih di bawah ufuk.
Keesokan harinya 28 Nov 2008, tercatat tinggi bulan saat sunset (17.47 wib) adalah 6 der 33.201′ dari horizon/ ufuk. Berposisi agak lebih ke kiri lagi (lebih selatan) dari pada posisi matahari sebagaimana gambar di atas.

Beberapa catatan:
1. Muhammadiyah jauh hari telah menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1429 H (8 Desember 2008 M) [lihat situs resmi muhammadiyah]. Ini berarti 1 Dzulhijjah 1429 H adalah 29 Nov 2008. Muhammadiyah menolak untuk menunggu hasil rukyah.
2. Simulasi di atas adalah hari ke 30 Dzulqaidah 1429H. Sehari sebelumnya (menurut software astronomi) posisi bulan masih jauh di bawah ufuk saat matahari terbenam. Posisi bulan yg mendahului matahari pada tanggal 27 Nov 2008 saat sunset adalah -4 sekian derajat, tak kan bisa dirukyah. Maka, 1 Dzulhijah 1429 H insya Allah bertepatan dengan 29 Nov 2008, dan Hari Raya Qurban 10 Dzulhijjah 1429 H akan jatuh pada tanggal 8 Desember 2008.
Dengan demikian, menurut estimasi tak kan ada perbedaan antara Pemerintah (dan NU) dengan Muhammadiyah. Kecuali jika ada klaim rukyat yg diakui (oleh pemerintah) pada sehari sebelumnya.
3. Sebagaimana kasus Idul Fitri kemarin, kadang-kadang ada klaim rukyat (hilal terlihat) di Arab Saudi. Posisi planet Venus dan Jupiter berada cukup jauh di atas ufuk dapat dilihat dengan jelas, sehingga dapat meng-kelirukan. Ada juga bintang Antares yg posisinya berada di atas matahari.
Jika ada klaim rukyat terjadi pada sehari sebelumnya, maka Arab Saudi (dan negara2 n kelompok2 yg mengikutinya) akan jatuh hari raya Idul Adha pada 7 Desember 2008. Maka masih ada kemungkinan ada perbedaan. Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda mengenai artikel ini :